FILSAFAT LOGIKA (SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT)
O L E H :
KELOMPOK III
HARDIANSYAH BAENA
BENI SAPUTRA
WA ODE NUR HIDAYAH
ASRIANI HASAN
NINGSI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
KATA
PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan segala kemudahan sehingga pembuat makalah dapat menyelesaikan
makalah filsafat tentang logika dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun
untuk menjelaskan tentang logika dan peranannya di filsafat. Pembahasan makalah
ini meliputi sejarah logika filsafat, pengertian logika, macam-macam logika,
logika sebagai cabang fisafat, dan kegunaan logika.
Makalah ini disusun secara sistematis tentang logika
filsafat dengan tujuan melengkapi tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini
diharapkan dapat menjadi media informasi dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai logika filsafat bagi mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Kelompok kami telah berusaha menyajikan materi pada
makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada.
Seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak patah”. Semua yang ada dibumi
ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri.
Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima oleh kelompok
kami dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Amin
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak
logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis
adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena
manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan
mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem
yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya
terhadap logika.
Sebagai
suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari
pemikir-pemikir Yunani yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam
perkembangannya, logika telah menarik minat dan dipelajari secara luas oleh
para filosof. Logika juga menarik minat filosof-filosof muslim sehingga menjadi
pembahasan yang menarik dalam masalah agama.
Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi
pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki,
menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta
bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan
perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan
yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
Banyak
permasalah dihadapan kita yang dapat kita cari solusinya dengan cara
menggunakan logika. Tetapi tidak semua masalah dapat kita selesaikan dengan
menggunakan logika. Apaka sah jika semua permasalahan dalam hidup ini kita selesaikan
dengan menggunakan logika?
Dengan demikian kami
menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan
mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B. Rumusan Masalah
Logika
adalah salah salah satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam
memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga
menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah arti dari logika sebagai salah satu cabang dalam filsafat?
- Bagaimana sejarah terlahirnya logika dalam filsafat?
- Apa macam-macam dari logika?
- Apakah fungsi logika dalam filsafat ilmu?
- Apakah kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika Dalam
Kehidupan Sehari-hari
Logika
berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang artinya
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk
berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin: logika
scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional
atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan
tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait
erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.
Logika sebagai
ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya
penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia
yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari
pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan
kesimpulan.
Logika juga
merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam
praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang
praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan,
membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain.
Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir
dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan
disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang
sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut
dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk
berpikir.
B. Sejarah Logika
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles
kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica
scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa
air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa
segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya,
logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga
telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa
Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus
meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika
yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang
masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Pada 370 SM -
288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum,
melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan
oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika
terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang
dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Kaum
Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut merintis
lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus
dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa Arab dan kaum
muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang menarik perhatian
dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat reaksi yang
berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi menghukumi haram
mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan
Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya.
Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani secara khusus dan
studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi
sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika
seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts Scientie dari John
Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari
Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles.
Pada abad
XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus
Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat berbeda dengan logika
Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika modern. Raymundus Lullus
mengembangkan metoda Ars Magna, semacam aljabar pengertian dengan maksud
membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. Francis Bacon mengembangkan metoda
induktif dalam bukunya Novum Organum Scientiarum . W.Leibniz menyusun
logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal serta memberi kepastian.
Emanuel Kant menemukan Logika Transendental yaitu logika yang menyelediki
bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman. Selain itu George
Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege
tercatat sebagai tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika
Modern. Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De
Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih
digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan
sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan
tokoh-tokoh seperti:
- Petrus Hispanus 1210 - 1278)
- Roger Bacon 1214-1292
- Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
- William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan
dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes
(1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An
Essay Concrning Human Understanding. Francis Bacon (1561 - 1626)
mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum
Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang
menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic.
Lalu logika diperkaya dengan
hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
·
Gottfried
Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari
Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan
lebih mempertajam kepastian.
·
George
Boole (1815-1864)
·
John
Venn (1834-1923)
·
Gottlob
Frege (1848 - 1925)
Lalu
Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah
mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan
karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s Law)
yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of
signs).
Puncak
kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia
Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead
(1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
C. Macam - Macam Logika
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata
didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya
adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Logika Alamiah
Logika
Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus
sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia
ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika
alamiah ini sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Lain
halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang
merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat,
lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan
untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari
logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal
budi.
D. Logika Sebagai Cabang
Filsafat
Filsafat
adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus
mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori
yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika
adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan
lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya
serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba
membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika
digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi
yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang
filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika
sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika
membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut
dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau
aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil
keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk
memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang
logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika
bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah
metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang
dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar
dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari
persoalan tentang penyimpulan.
E. Kegunaan Logika
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas
berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika
menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan
keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas,
dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan
tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika
dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods)
yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang
umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
Selain
itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang
cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan
penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang
rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan.
Misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik, yang
tidak bersangkutan dengan argumen.
Pengertian ilmu logika secara
umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir benar. Jadi dalam
logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir
benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya
dikembangkan dalam bentuk silogisme.
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:
- Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,
- Tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
- Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
- Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
- Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.
Karena
yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan berpikir benar
maka tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi orang yang
selalu benar dalam berpikir. Itu semua tergantung seperti apa dia menerapkan
aturan-aturan berpikir itu, disiplin atau tidak dalam menggunakan aturan-aturan
itu, sering berlatih, dan tentu saja punya tekad dalam kebenaran.
Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis
kita semakin bertambah dan dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat
mengambil keputusan dengan benar. Disamping itu belajar logika juga sangat
bermanfaat dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan dasar ilmu
psikologi yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan
berpikir dan daya analisis kita semakin berkembang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum
logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai
dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat
kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan mengenalkan logika
sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika alamiah dan
logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang
filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus,
efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan.
B. Saran
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir
benar dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara
logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan
teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan
suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Yuyun
Suriasumantri. 2005. Filsafat Ilmu. Jakarta:Erlangga
Poespoprojo. 2006. Logika
Ilmu Menalar. Jakarta:Erlangga
http://www.Metodologi
Berpikir Filsafat _ Dunia Kampus Uvri.html.Di akses pada 6 Juni 2015.